BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Hubungan luar negeri AS
dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya pada pasca Perang Dunia II
ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan hegemoni AS di seluruh
dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai dengan perang dingin (cold war) antara
AS bersama sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama
sekutu-sekutunya di pihak lain. Perang dingin antara AS dan Uni Soviet sudah
berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun
1917. Penyebabnya adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni Soviet, AS dan
Inggris. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi
negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara ketertiban dan
keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan
oleh PD II. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak
akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden Roosevelt
tidak meninggal dunia (April 1945) sebelum PD II berakhir, sehingga dia mampu
menyelesaikan masalah-masalah akhir perang dan masa transisi untuk menciptakan
perdamaian. Penggantinya tidak memiliki konsep yang sama mengenai tujuan dan
kepentingan AS dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat
membatasi kekuatan Rusia sambil memperluas pengaruh AS sesuai dengan
kepentingan tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt,
memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam
(Juli 1945) dan menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk
mengakhiri perang. Tujuannya adalah untuk meneruskan politik luar negeri AS
sebagai selalu terbuka (open door). Sikap AS yang curiga terhadap Uni
Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli
1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh AS sebelum Uni Soviet mampu
melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di
Asia-Pasifik, Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi
pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan
cara mengakhiri PD II merupakan fase awal meletusnya perang dingin antara kedua
belah pihak.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis menetapkan beberapa rumusan masalah, di antaranya adalah sebagai
berikut
1. Apa pengertian atau definisi
Perang Dingin?
2. Apa yang melatarbelakangi
terjadinya perang dingin?
3. Bagaimana proses terjadinya
perang dingin?
4. Bagaimana akhir dari perang
dingin?
5. Apa dampak dari terjadinya
perang dingin?
1.3
Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, penulis
dapat merumuskan tujuan penulisan dari makalah ini, di antaranya
1. mengetahui pengertian atau
definisi Perang Dingin
2. Mengetahui Latar belakang atau
penyebab terjadinya perang dingin
3. Mengetahui Proses terjadinya
perang dingin
4. Untuk mengetahui akhir Perang
Dingin
5. Mengetahui dampak dari
terjadinya perang dingin
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis
ilmiah yang dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah;
2. Untuk mempraktekkan teori TIK Dan Bahas
Indonesia
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perang Dingin
Perang dingin adalah sebutan bagi
sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara
Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta
sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan
keduanya terjadi di berbagai bidang, seperti koalisi militer; ideologi; industri, dan
pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan lain-lain. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di mana kedua belah pihak
berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang antara dua negara
adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik internasional. Perebutan
pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara adikuasa itu.
Ditakutkan
bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, namun
akhirnya hal tersebut tidak
terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun
1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk
menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut. Penguasaan kawasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini
memunculkan perimbangan kekuatan dalam berbagai bidang kehidupan. Amerika
Serikat memegang kekuatan dalam hal politik dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet
dan sekutunya (negara Eropa Timur dan Cina) muncul dalam kekuatan ideologi,
politik, ekonomi dan militer yang cukup besar pula. Kondisi perimbangan
kekuatan (balances of power) pun tak
terelakkan lagi. Perang ideologi demokrasi-kapitalis dan komunisme menjadi
perang dominan di masa tersebut; perang tersebut dikenal dengan istilah perang
dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam bentuk kerja sama ataupun
bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.
2.2 Latar
Belakang terjadinya Perang Dingin
Munculnya Perang Dingin tidak lain adalah sebagai dampak Perang Dunia II
itu sendiri, sehingga dapat dikatakan latar belakang yang besar munculnya
Perang Dingin ini dikarenakan penyelesaian-penyelesaian pada masa pasca Perang
Dunia II.
Sejarah Perang Dingin dimulai setelah Perang Dunia II berakhir. Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil
menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang
bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa
dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan
merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap
komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama
dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Setelah Perang Dunia II, antara Amerika Serikat
dengan Uni Soviet terjadi perebutan pengaruh yang melahirkan Perang Dingin (ColdWar).
Setelah Perang Dunia II berakhir, timbullah berbagai macam peristiwa
penting yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa tersebut
antara lain :
- Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). Amerika Serikat berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya. Inilah sejarah perang dingin pada awalnya.
- Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
- Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negara berkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi dunia.
Kemudian faktor-faktor atau
latarbelakang penyebab Perang Dingin yang lain apabila dirinci adalah sebagai
berikut :
1.
Perlombaan
Senjata
Dalam
perkembangannya, persaingan yang paling mencolok dalam masa Perang Dingin
adalahdalambidangmiliter, khususnyadalamhal persenjataan. Perlombaan senjata
inilah yang membuat kedua belah pihak terlibat dalam konflik ketegangan Perang
Dingin.Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan berbagai senjata
yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom. Bom adalah senjata ledak yang lazim
digunakan dalam perang. Terorisme juga melibatkan penggunaan bom. Bom umumnya
terdiri atas wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan kimia. Bom
melukai dan menewaskan orang serta merusakkan gedung dan bangunan lain, kapal,
pesawat terbang, ataupun sasaran lain.
Salah satu
senjata yang paling menakutkan dan dapat membantu mengakhiri Perang Dunia II
adalah bom atom. Senjata yang disebut bom atom itu dibuat pertama kali oleh
Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico. Bom atom
itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus
1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu Jepang
menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II. Bom dalam bentuk apa pun apabila
meledak akan menimbulkan kerugian pada manusia dan alam sekitarnya. Tenaga atom
yang ditimbulkan akan menimbulkan radiasi yang apabila diterima dalam jumlah
besar akan sangat fatal akibatnya. Debu radioaktif dan endapan dari awan yang
tertiup angin dan bertebaran di daratan dapat mengakibatkan kerusakan pada
tanaman serta membinasakan hewan dan manusia. Pada jangka panjang ledakan bom
atom akan mengakibatkan kematian serta kanker pada manusia, sedangkan kerusakan
genetis akan terlihat pada generasi-generasi berikutnya.
2.
Perbedaan Ideologi
Paham
demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan
bertentangan dengan paham sosialis-komunis Uni Soviet. Paham
demokrasi-kapitalis mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan
kapitalisme berkembang dengan subur. Akan tetapi, Amerika Serikat menyadari
bahwa kaum buruh tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang seperti di Eropa
beberapa abad silam yang dapat menyuburkan paham sosialis-komunis. Oleh karena
itu, kaum buruh diberi jaminan cukup dan diberi kesempatan bermodal dalam
perusahaan, sehingga pemogokan yang mereka adakan dapat merugikan perusahaan
itu sendiri. Uni Soviet yang berpaham sosialis-komunis berkeyakinan bahwa paham
itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya, karena
negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya
untuk rakyat. Hal itu dibuktikan dengan Rencana Lima Tahun. Akan tetapi,
caranya yang serba tertutup menyebabkan negara-negara Barat menyebutnya sebagai
“negara di balik tirai besi”.
3.
Keinginan untuk Berkuasa
Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di
dunia dengan cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar
membantu negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman
modal untuk pembangunan, dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat
menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh
sosialis-komunis. Masyarakat yang menderita atau miskin, merupakan lahan subur
bagi paham sosialis komunis. Di samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat
ekonominya membantu perjuangan nasional berupa senjata atau tenaga ahli. Hal
ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut
bidang yang sangat luas, yaitu politik, ekonomi, militer, maupun ruang angkasa.
a. Bidang Politik
Amerika Serikat
berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara
demokrasi, agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di negara-negara yang
sebelumnya kalah perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham demokrasi,
kapitalisme juga dikembangkan. Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan
Amerika Serikat dan merupakan negara pengaruhnya. Uni Soviet dengan paham
sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima
Tahunnya. Caranya tidak dilakukan dengan liberal, tetapi dictator.
Negara-negara yang sehaluan disebut dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang
diperintahkannya wajib dilakukan oleh negara-negara satelit tersebut.
Penyimpangan seperti yang dilakukan oleh Polandia dan Hongaria ditindak keras
oleh Uni Soviet (1956).
b. Bidang Ekonomi
Sebagai negara
kreditor terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan pinjaman atau bantuan
ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang. Negara-negara Barat yang
hancur ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui Marshall Plan. Di
samping itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi
dengan kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli
barang-barang Amerika Serikat. Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan
“The Points Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan
teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang
berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah
kepada negara-negara yang sedang berkembang.
2.3 Proses
Berlangsungnya Perang Dingin
2.4 Bentuk perang
dingin atau kejadian yang berhubungan dengan perang dingin
Bentuk perang dingin atau kejadian-kejadianyang
erat hubungannya dengan perang dingin yaitu Perang Vietnam, Perang Korea,
Perang Soviet-Afganistan, Perang Sipil Kamboja, Perang sipil Angola, Perang
sipil Yunani, Krisis Kongo, Runtuhnya Tembok Berlin, Revolusi Hongaria, Krisis
Iran dan Krisis Misil Kuba.Dalam pembahasan makalah ini Kami selaku penulis
lebih memfokuskan atau lebih memilih
mengupas salah satu contoh pembahasan
tentang hubungan AS dalam Perang Vietnam yang terjadi pada
tahun 1960-1970-an dan Hubungan AS dengan perang Korea yang terjadi pada
I950-an .
2.5Berakhirnya perang dingin
Kedua negara adikuasa akhirnya
menyadari bahwa hubungan anatar keduanya sudah sanagat panas, oleh karena itu
mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang
terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang
Dunia III.
Sehingga sejak 1970-an hubungan
antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan dalam perang dingin mulai
berkurang. Pengurangan
ketegangan terhadap pihak yangbertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh
peristiwa sebagai berikut :
1.
Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja
perundingan tahun 1971.
- Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
- Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.
- Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis.
SALT I
merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategisyang
berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan
ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid
Brezhnev (Uni Soviet).
SALT II
merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di
Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni
1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev
(Uni Soviet).
Presiden
Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi
sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik
tahun 1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi
kekuatan angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan
ekonomi serta kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.
Deng
Xiaoping berhasil menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao
Tse Tung. Deng Xiaoping merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki
reformasi ekonomi. Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis
yang berdasarkan milik pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk kembali
terutama dalam sektor jasa dan diharapkan dapat
berproduksi untuk tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala kapitalisme
dalam kehidupan komunisme di Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada tidak
diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga kehidupan politik masih
dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya muncul bentrokan dengan mahasiswa
seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing dimana terjadi
demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan bahkan para pelakunya
diawasi secara ketat.
Pertumbuhan
ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet
mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai
mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari
upaya Uni Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah
dalam negeri mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara
lain :
a.
ketidakpuasan
kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri,
- tekanan kelompok etnis non Rusia,
- korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,
- dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur,
- ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Perang Dingin akhirnya dapat dikatakan berakhir, dan
dikarenakan oleh beberapa hal antara
lain:
1)
Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk
kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara
yang berada dibawah kekuasaannya agar negara tersebut tidak lepas dari
kendalinya.
2)
Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan
ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya
Uni Soviet sangat tergantung dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980
minyak tidak mampu membiayai Perang Dingin.
3)
Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem
komunisme.Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami
pandangan barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di
negara-negara non komunis.
Dalam kondisi yang buruk Mikhail
Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu
memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang semakin buruk.Langkah yang ditempuh
adalah dengan melakukan Reformasi yang
terkenal dengan Perestroika dan Glasnost.Perestroika merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur)
yang sudah rusak. Tujuannya untuk mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan
ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi
yang diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi
melalui keterbukaan politik atau Glasnost.Kebijakan ini
memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu pertentangan sosial di
dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut
:
a.
Kelompok Moderat, yaitu
kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan komunisme yang
disempurnakan.
- Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme
- Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunism
4)
Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan
kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin
(pemimpin kelompok Radikal)
sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di
pentas politik Uni Soviet.Yeltsin
tidak mampu membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan
banyaknya negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara
merdeka sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5)
Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di
Eropa Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan.
Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana
Jerman kembali bersatu.
6)
Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8
Desember 1991 ditandai denganpenurunan
bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan
negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang
merdeka.Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin.
Uni Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang
diaktualisasikan menjadi negara.
Berakhirnya perang dingin memberi dampak luas bagi
perubahan dunia, yaitu antara lain:
a)
Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri
kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.
b)
Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya
hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat
dengan:
Kebangkitan Jepang.
Setelah perekonomian Jepang lumpuh
akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat
Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur
tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan
bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih
fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu
memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya
Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor,
penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan
hingga sekarang.
Berdirinya Group of Seven,(Perancis, Jerman
Barat,Jepang,Inggris,Amerika Serikat,Kanada dan Italia yang bergabung untuk
memecahkan masalah ekonomi dunia). Berdirinya
European Union (bentuk
kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat).
Berdirinya
Gerakan Nonblok.
Berdirinya
ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara
anggota).
Berdirinya
APEC, dan
Berdirinya
OKI.
c) Muncul
ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih
berganti.
d) Terbentuklah tatanan
dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
e) Terbentuk
hubungan kerjasama antara kedua blok yaitu blok utara dan blok selatan
f) Berakhirnya
Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem hubungan internasional bipolar
(melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi sistem
multipolar.
2.6Dampak
Perang Dingin
Dampak
perang dingin dapat dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan negatif.
1. Dampak positif:
a. Bidang
Ekonomi
Dalam bidang
ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian
dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan
munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka
perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling
berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara
menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya
masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
Namun siapa
sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk
membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan
tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu
negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian,
secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik
modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya
terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi
ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa
tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat
adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi
euro.
b. Bidang
Militer
Karena
adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara
mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah
dengan negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan
berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan
pertahanan negaranya masing-masing.
c. Bidang
Sosial Budaya
Menyebarnya
isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya
undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian
HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya
demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.
d. Luar angkasa
Perang
dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan yang
kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu
bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa
saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang
paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki. Karena untuk
meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk
meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa
sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas
dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang
dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu
pendidikan keruangangkasaan kita.
e. Teknologi
Pada masa
perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat
sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang
besar demi kemajuan iptek di negara mereka. Pada periode ini tumbuh
disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat.
Di
negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau
komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional
pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional
untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan
produksi barang dengan skala yang besar.
2. Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa
dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami
ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak
lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan
Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
a.
Bidang Militer
Dengan
adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka
masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan
perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu
memang sempat beredar kabar bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya
di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika
tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO. Ini
adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian
bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan
terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik
kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
b.
Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin
di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang
dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang
beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini
mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini,
yaitu liberal yang dianut Jerman Barat dan Komunis yang dianut Jerman Timur.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang
jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman
timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu
terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa
tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Karena itu Uni
soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota
berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni
soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani
untuk menyeberang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi
perang dingin.
BAB 3.
PENUTUP