Maandag 15 April 2013


BAB 1. PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang
 Hubungan luar negeri AS dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan hegemoni AS di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai dengan perang dingin (cold war) antara AS bersama sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di pihak lain. Perang dingin antara AS dan Uni Soviet sudah berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun 1917. Penyebabnya adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni Soviet, AS dan Inggris. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh PD II. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden Roosevelt tidak meninggal dunia (April 1945) sebelum PD II berakhir, sehingga dia mampu menyelesaikan masalah-masalah akhir perang dan masa transisi untuk menciptakan perdamaian. Penggantinya tidak memiliki konsep yang sama mengenai tujuan dan kepentingan AS dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat membatasi kekuatan Rusia sambil memperluas pengaruh AS sesuai dengan kepentingan tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt, memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam (Juli 1945) dan menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri perang. Tujuannya adalah untuk meneruskan politik luar negeri AS sebagai selalu terbuka (open door). Sikap AS yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh AS sebelum Uni Soviet mampu melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik, Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan cara mengakhiri PD II merupakan fase awal meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak.

1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan beberapa rumusan masalah, di antaranya adalah sebagai berikut
1. Apa pengertian atau definisi Perang Dingin?
2. Apa yang melatarbelakangi terjadinya perang dingin?
3. Bagaimana proses terjadinya perang dingin?
4. Bagaimana akhir dari perang dingin?
5. Apa dampak dari terjadinya perang dingin?

1.3               Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, penulis dapat merumuskan tujuan penulisan dari makalah ini, di antaranya
1. mengetahui pengertian atau definisi Perang Dingin
2. Mengetahui Latar belakang atau penyebab terjadinya perang dingin
3. Mengetahui Proses terjadinya perang dingin
4. Untuk mengetahui akhir Perang Dingin
5. Mengetahui dampak dari terjadinya perang dingin

1.4              Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
             1.     Sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis ilmiah yang dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah;
             2.     Untuk mempraktekkan teori TIK Dan Bahas Indonesia




BAB 2. PEMBAHASAN


2.1 Definisi Perang Dingin
Perang dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, seperti koalisi militer; ideologi; industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan lain-lain. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di mana kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara adikuasa itu.
Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, namun akhirnya hal tersebut tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut. Penguasaan kawasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini memunculkan perimbangan kekuatan dalam berbagai bidang kehidupan. Amerika Serikat memegang kekuatan dalam hal politik dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet dan sekutunya (negara Eropa Timur dan Cina) muncul dalam kekuatan ideologi, politik, ekonomi dan militer yang cukup besar pula. Kondisi perimbangan kekuatan (balances of power) pun tak terelakkan lagi. Perang ideologi demokrasi-kapitalis dan komunisme menjadi perang dominan di masa tersebut; perang tersebut dikenal dengan istilah perang dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam bentuk kerja sama ataupun bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.

2.2 Latar Belakang terjadinya Perang Dingin
Munculnya Perang Dingin tidak lain adalah sebagai dampak Perang Dunia II itu sendiri, sehingga dapat dikatakan latar belakang yang besar munculnya Perang Dingin ini dikarenakan penyelesaian-penyelesaian pada masa pasca Perang Dunia II.
Sejarah Perang Dingin dimulai setelah Perang Dunia II berakhir. Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Setelah Perang Dunia II, antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi perebutan pengaruh yang melahirkan Perang Dingin (ColdWar).
Setelah Perang Dunia II berakhir, timbullah berbagai macam peristiwa penting yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa tersebut antara lain :
  1. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). Amerika Serikat berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya. Inilah sejarah perang dingin pada awalnya.
  2. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
  3. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negara berkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi dunia.
Kemudian faktor-faktor atau latarbelakang penyebab Perang Dingin yang lain apabila dirinci adalah sebagai berikut :
1.      Perlombaan Senjata
Dalam perkembangannya, persaingan yang paling mencolok dalam masa Perang Dingin adalahdalambidangmiliter, khususnyadalamhal persenjataan. Perlombaan senjata inilah yang membuat kedua belah pihak terlibat dalam konflik ketegangan Perang Dingin.Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan berbagai senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom. Bom adalah senjata ledak yang lazim digunakan dalam perang. Terorisme juga melibatkan penggunaan bom. Bom umumnya terdiri atas wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan kimia. Bom melukai dan menewaskan orang serta merusakkan gedung dan bangunan lain, kapal, pesawat terbang, ataupun sasaran lain.
Salah satu senjata yang paling menakutkan dan dapat membantu mengakhiri Perang Dunia II adalah bom atom. Senjata yang disebut bom atom itu dibuat pertama kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico. Bom atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II. Bom dalam bentuk apa pun apabila meledak akan menimbulkan kerugian pada manusia dan alam sekitarnya. Tenaga atom yang ditimbulkan akan menimbulkan radiasi yang apabila diterima dalam jumlah besar akan sangat fatal akibatnya. Debu radioaktif dan endapan dari awan yang tertiup angin dan bertebaran di daratan dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman serta membinasakan hewan dan manusia. Pada jangka panjang ledakan bom atom akan mengakibatkan kematian serta kanker pada manusia, sedangkan kerusakan genetis akan terlihat pada generasi-generasi berikutnya.

2.      Perbedaan Ideologi
            Paham demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan bertentangan dengan paham sosialis-komunis Uni Soviet. Paham demokrasi-kapitalis mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur. Akan tetapi, Amerika Serikat menyadari bahwa kaum buruh tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang seperti di Eropa beberapa abad silam yang dapat menyuburkan paham sosialis-komunis. Oleh karena itu, kaum buruh diberi jaminan cukup dan diberi kesempatan bermodal dalam perusahaan, sehingga pemogokan yang mereka adakan dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Uni Soviet yang berpaham sosialis-komunis berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya, karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat. Hal itu dibuktikan dengan Rencana Lima Tahun. Akan tetapi, caranya yang serba tertutup menyebabkan negara-negara Barat menyebutnya sebagai “negara di balik tirai besi”.

3.      Keinginan untuk Berkuasa
Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman modal untuk pembangunan, dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis-komunis. Masyarakat yang menderita atau miskin, merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Di samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya membantu perjuangan nasional berupa senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut bidang yang sangat luas, yaitu politik, ekonomi, militer, maupun ruang angkasa.
a.      Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi, agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di negara-negara yang sebelumnya kalah perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham demokrasi, kapitalisme juga dikembangkan. Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan Amerika Serikat dan merupakan negara pengaruhnya. Uni Soviet dengan paham sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahunnya. Caranya tidak dilakukan dengan liberal, tetapi dictator. Negara-negara yang sehaluan disebut dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang diperintahkannya wajib dilakukan oleh negara-negara satelit tersebut. Penyimpangan seperti yang dilakukan oleh Polandia dan Hongaria ditindak keras oleh Uni Soviet (1956).

b.      Bidang Ekonomi
Sebagai negara kreditor terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang. Negara-negara Barat yang hancur ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui Marshall Plan. Di samping itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli barang-barang Amerika Serikat. Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan “The Points Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang sedang berkembang.


2.3 Proses Berlangsungnya Perang Dingin

2.4 Bentuk perang dingin atau kejadian yang berhubungan dengan perang dingin
            Bentuk perang dingin atau kejadian-kejadianyang erat hubungannya dengan perang dingin yaitu Perang Vietnam, Perang Korea, Perang Soviet-Afganistan, Perang Sipil Kamboja, Perang sipil Angola, Perang sipil Yunani, Krisis Kongo, Runtuhnya Tembok Berlin, Revolusi Hongaria, Krisis Iran dan Krisis Misil Kuba.Dalam pembahasan makalah ini Kami selaku penulis lebih memfokuskan atau lebih  memilih mengupas salah satu contoh pembahasan  tentang hubungan AS dalam Perang Vietnam yang terjadi pada tahun 1960-1970-an dan Hubungan AS dengan perang Korea yang terjadi pada I950-an .

2.5Berakhirnya perang dingin
Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan anatar keduanya sudah sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III.
Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap pihak yangbertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut :
1.       Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
  1. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
  2. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.
  3. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis.
SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategisyang berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
SALT II merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
Presiden Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun 1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.
Deng Xiaoping berhasil menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping  merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi ekonomi. Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis yang berdasarkan milik pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk kembali terutama dalam sektor jasa dan diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala kapitalisme dalam kehidupan komunisme di Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada tidak diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga kehidupan politik masih dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya muncul bentrokan dengan mahasiswa seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing dimana terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan bahkan para pelakunya diawasi secara ketat.
Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet mengalami kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain :
a.       ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri,
  1. tekanan kelompok etnis non Rusia,
  2. korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,
  3. dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur,
  4. ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Perang Dingin akhirnya dapat dikatakan berakhir, dan dikarenakan  oleh beberapa hal antara lain:
1)      Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya agar negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.
2)      Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang Dingin.
3)      Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-negara non komunis.
Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang semakin buruk.Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi yang terkenal dengan Perestroika dan Glasnost.Perestroika merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang sudah rusak. Tujuannya untuk mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan sosialisme dengan demokrasi melalui keterbukaan politik atau Glasnost.Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut :
a.       Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan komunisme yang disempurnakan.
  1. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme
  2. Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunism
4)      Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin (pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet.Yeltsin tidak mampu membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5)      Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6)      Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai denganpenurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin. Uni Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang diaktualisasikan menjadi negara.
Berakhirnya perang dingin memberi dampak luas bagi perubahan dunia, yaitu antara lain:
a)    Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.
b)   Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat dengan:
       Kebangkitan Jepang.
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang.
      Berdirinya Group of Seven,(Perancis, Jerman Barat,Jepang,Inggris,Amerika Serikat,Kanada dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia). Berdirinya  European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat).
      Berdirinya Gerakan Nonblok.
      Berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota).
      Berdirinya APEC, dan
       Berdirinya OKI.
c)    Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih berganti.
d)   Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
e)    Terbentuk hubungan kerjasama antara kedua blok yaitu blok utara dan blok selatan
f)    Berakhirnya Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem hubungan internasional bipolar (melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi sistem multipolar.
2.6Dampak Perang Dingin
Dampak perang dingin dapat dibagi menjadi dua, yaitu dampak positif dan negatif.
1.      Dampak positif:
a.       Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.

b.      Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.

c.       Bidang Sosial Budaya
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.

d.      Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki. Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan keruangangkasaan kita.

e.       Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka. Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat.
Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.

2.      Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
a.       Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar kabar bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.

b.      Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut Jerman Barat dan Komunis yang dianut Jerman Timur.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Karena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyeberang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.




BAB 3. PENUTUP

2 opmerkings:

  1. makasih banyak buat infronya, sangat bermanfaat dan menambah wawasan,,... salam sukses !! :-)

    http://goo.gl/kwMAfa

    AntwoordVee uit